Senin, 20 Agustus 2012

sekilas info tentang puasa dibulan ramadhan

Wahai saudaraku sekalian,..
ketahuialah sebaik-baiknya bulan adalah bulan ramadhan,dan sebaik-baiknya hari adalah hari jum'at. Bulan ramadhan adalah bulan yang suci,pada bulan ini allah swt melipat gandakan pahala sebanyak-banyak nya,dan melipat gandakan dosa sebesar-besarnya. karena di bulan ini ada satu syariat wajib bagi umat muslim yang merupakan salah satu dari rukun islam yaitu PUASA.

Wahai saudara ku,ketahuilah...!
bahwa puasa merupakan sarana yang bertujuan untuk menguji ketaqwaan umat muslim,sebesar manakah ketaqwaannya kepada allah swt.
dan tujuan akhir dari puasa adalah mencetak umat-umat yang bertaqwa kepada allah swt

Wahai saudaraku....
keutamaan bulan ramadhan sangat banyak,diantara nya di sebuatkan dalam hadist;
Rasullah saw bersabda ; "barang siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan,dengan iman dan mengharap pahala dari allah swt,diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu."

ada yang lain; "barang siapa yang shalat malam pada bulan ramadhan,dengan iman dan mengharap pahala dari allah swt,di ampunilah dosa-dosanya yang telah lalu."

ada yang lain; " barang siapa yang shalat malam pada malam lailatul qadar,diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu."

hadist diatas menjelaskan bahwa 3 perbuatan tadi bisa menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

tetapi ketahuilah saudaraku...! bahwa 3 perbuatan tadi  hanya bisa menghapus dosa-dosa kecil,tidak bisa menghapus dosa-dosa besar.

karena menurut riwayat hadist,dosa-dosa besar hanya bisa dihapus di padang arafah tatkala haji. disana menangislah,minta ampunlah dengan sebenar-benarnya karena takut kepada allah. insyaallah akan diampuni.

dan apa itu dosa kecil? besar?

Silahkan komentar dengan akun Facebook Anda

Kamis, 05 Januari 2012

makhluk halus atau jin

Jin (bahasa arab : جن ) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.

Jin dalam Mitologi arab

Dalam anggapan orang-orang sebelum Islam datang, Jin dianggap sebagai makhluk keramat, yang harus disembah dan dihormati. Orang orang pada masa tersebut menggambarkannya dalam bentuk patung sesembahan mereka.

Jin dalam Islam

"Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS Al-Hijr 15:27).
Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
"Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka." (QS Al-A'raf 7:27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.
Dalam ayat lain Allah mempertegas:
"Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS Ar-Rahman 55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian." [yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).
Bagaimana wujud api itu, Al-Qur'an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku salat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia." (HR Bukhari).
 

Jin dapat beranak-pinak

Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a'lam. Namun menurut hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo'a: "Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati..." (HR Bukhari 7383 - Muslim 717).

Silahkan komentar dengan akun Facebook Anda